Monday, February 2, 2009

22:22; 02-02-09

dua dua dua dua kosong dua kosong dua kosong sembilan.
dan kita sepakat selesai bicara. tapi pikiranku tidak.
setiap waktu aku berbicara denganmu.
melalui halusinasi, waham, visualisasi, dan kegilaan.

sampai saat ini aku tak mngerti jalan ini.

setapak berkelok pada jurang atau padang rumput.
dengan gerimis sendu atau terik amarah.

pilihannya cukup sulit bagiku.

bagi laki2 lebih baik tidak memilih cinta.
endapkan agar wanita tak menangis.
karena laki2 tak sanggup mlihat perempuan menangis.

tetapi kamu bukan wanita penangis.
air matamu terlalu bening hingga aku tidak bisa melihat.
kmu memang bidadari pelangi yang turun saat hujan senja.
aku tak sanggup lagi melihat matamu.

aku tahu kau tak layak dibumi.
hidup bersamaku dihutan hujan.
terjerembab sungai lumpur.

aku tahu kmu dengan nama mu yang suci,
seperti bulanmu yang suci dan ras mu yang mendidik.

aku masih kotor. sungguh aku tak mesti bersamamu. aku sudah sadar.
aku hanya layak menatapmu setiap turun hujan,
kedinginan mnusuk tulangku.
akuuu rindu kamu dirumahmu nanti, ditepi sungai.
sambil memancing ikan lohan.

No comments: