Sunday, February 15, 2009

dan kamu pun kecewa

aku mengenali emosimu dari intuisi.
ketika dahanmu tergantung.
ketika rangtingmu terkerat.

semestinya aku tidak seperti itu.

tetapi pada senja kamu harus percaya.
sepanjang siang bukan lah tujuan.

aku tahu kamu tidak tahu yang kumaksud.
biarlah seperti itu.
tentang mengonsepnya aku,
blur. pendar. ambigu.

dan kamu pun kecewa.
tak mengapa.

tetapi kenapa kamu kecewa?
aku tidak memilih apapun.

sudah lah.
lebih baik aku menunggu diberanda rumahmu saat senja.
iyah saat senja. tidak pagi ataupun siang.

Monday, February 2, 2009

22:22; 02-02-09

dua dua dua dua kosong dua kosong dua kosong sembilan.
dan kita sepakat selesai bicara. tapi pikiranku tidak.
setiap waktu aku berbicara denganmu.
melalui halusinasi, waham, visualisasi, dan kegilaan.

sampai saat ini aku tak mngerti jalan ini.

setapak berkelok pada jurang atau padang rumput.
dengan gerimis sendu atau terik amarah.

pilihannya cukup sulit bagiku.

bagi laki2 lebih baik tidak memilih cinta.
endapkan agar wanita tak menangis.
karena laki2 tak sanggup mlihat perempuan menangis.

tetapi kamu bukan wanita penangis.
air matamu terlalu bening hingga aku tidak bisa melihat.
kmu memang bidadari pelangi yang turun saat hujan senja.
aku tak sanggup lagi melihat matamu.

aku tahu kau tak layak dibumi.
hidup bersamaku dihutan hujan.
terjerembab sungai lumpur.

aku tahu kmu dengan nama mu yang suci,
seperti bulanmu yang suci dan ras mu yang mendidik.

aku masih kotor. sungguh aku tak mesti bersamamu. aku sudah sadar.
aku hanya layak menatapmu setiap turun hujan,
kedinginan mnusuk tulangku.
akuuu rindu kamu dirumahmu nanti, ditepi sungai.
sambil memancing ikan lohan.

tentang kita yang melankolis

kita sama tapi tak sama.
seperti ada tapi tak ada.
seperti kosong adalah isi dan sebaliknya.
tak sama tapi kita sama.

kamu melankolis saat mlihat orang lain.
aku melankolis ketika mlihatmu.

tak menjawab mau mu?
aku tahu itu..

apakah setiap pertanyaan harus aku jawab?

kmu seperti manusia modern lainnya.
berpengetahuan melalui tanya.

aku lebih suka bertelepati dengan mu.
memberimu pengertian dengan diam.
karena science didapat dengan bicara tapi gnosis didapat dengan hati.
aku tahu kmu mengerti aku.
tapi logikamu membilang aku, manusia ter-tak-mengerti.

perasaanmu skarang adalah perasaanku dulu.
trauma dengan jatuh cinta, skeptis dengan perasaan.

sekarang lupakan saja semuanya.

ingatlah saat kita bergantung dipucuk pinus.
melihat sungai bercinta dengan lautan.
dan gunung tetap hijau berdiri.

rumah kacamu akan ku buat di lembah itu.

saat kita berdua kesepian tanpa pasangan.
saat senja tua merah pekat.
saat kau dengan keriputmu dipipi.
saat aku kedinginan kaku dengan ubanku.

dan itu arti melankoliku..
melankolimu?? hanya kau dan tuhanmu yang tahu manis.